Dirut Perum Bulog Akui Kalah Bersaing Dengan Pengusaha Beras Swasta, Ini Alasannya

558 Kali Dilihat
Dirut Perum Bulog Akui Kalah Bersaing Dengan Pengusaha Beras Swasta, Ini Alasannya

Sidrap, Infosiar.com — Pengusaha swasta yang masuk ke industri beras sejak beberapa tahun terakhir ini, mampu menguasai pasar dan itu diakui Direktur Perum Bulog, Budi Waseso.

Hal itu disampaikan Buwas di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin lalu (3/10/2022) mengatakan, masalah ini tidak ada pengendalian.

“Bulog kalah segalanya, mulai dari harga pembelian gabah petani, sarana angkutan serta industrinya sudah modern,” jelas Buwas, mantan Kaba Reskrim Polri itu.

Menurutnya, sejumlah pihak swasta yang masuk ke industri beras, mulai berkembang dan menguasai pasar serta mengendalikan harga di lapangan, sehingga petani mendapatkan harga yang tidak sesuai.

“ini tentu menjadi masalah utama, karena mereka merusak harga di lapangan, sehingga petani tidak mendapatkan harga yang sesuai.”kata Buwas.

Dijelaskannya, saat ini Bulog bersaing dengan mereka (swasta). Mereka bisa bebas, sedangkan negara (Bulog) dibatasi.

“Kalau kita mau rebutan alat angkutnya oleh swasta, pasti kita kalah, dan kalau kita mau ambil angkutan yang sesuai dengan harga swasta, kita juga tidak punya kemampuan.”beber Buwas.

Untuk itu, lanjut Buwas, ia meminta Satgas Pangan untuk bergerak dan mengawasi perusahaan swasta yang memproduksi beras tersebut. Satgas Pangan diminta untuk tidak memberikan kesempatan bagi perusahaan swasta ‘bermain’ dengan produksi beras.

“Kalau hal ini terus dibiarkan, tentu sangat merugikan petani dan bertentngan dengan semangat untuk mewujudkan ketahanan pangan, sehingga berharap kepada semua pihak untuk menhawasi dan mematuhi aturan agar kelangkaan pangan tidak terjadi seperti sekarang ini.

Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Sidrap, H Anwar Halim yang dikonformasi via ponselnya, Kamis (6/10/2022), ikut membenarkan pernyataan Dirut Perum Bulog.

Seperti halnya musim panen awal September 2022 lalu di daerah ini, pihaknya tidak.mampu menyerap gabah petani, karena kalah bersaing dengan harga pembelian pergusaha penggilingan beras.

“Sesuai fakta lapangan, sejumlah mobil kontainer milik perusahaan swasta yang memuat ratusan ton gabah petani setiap hari dan di bawa keluar daerah untuk diproses secara modern,”jelas Anwar.

Diakatakannya, kehadiran para pengusaha industri beras untuk melakukan pembelian dengan harga tinggi, tentu hal ini akan mempengaruhi target pengadaan beras didaerah ini yang akan berdampak pada capaian target stock beras nasional. (Diah)