Sidrap, Infosiar.com — Menjelang panen raya yang diperkirakan akan berlangsung akhir Februari atau awal Maret 2023 mendatang, petani didaerah ini berharap agar harga pembelian produksi gabah tetap mahal.
Alasannya, sebagai masyarakat yang mendominasi profesi tersebut didaerah ini, menggantungkan hasil usahanya yang bergerak dibidang pertanian guna meningkatkan kesejahteraannya.
Menurutnya, penegasan pemerintah agar petani dihimbau menjual hasil produksinya kepada Bulog, dinilai sebagai bentuk penekanan yang belum tentu akan melakukan pembelian sesuai harga pasaran umum dan bersaing dengan pengisaha penggilingan.
“Kalau pemerintah meminta masyarakat menjual hasil produksinya ke Bulog melalui mitra, akan kami penuhi, yang penting harganya sesuai pasaran umum,”ujar Darmawan, salah ssorang petani asal Desa Kulo, Kecamatan Kulo, Sidrap, Sulsel, Ahad (12/2/2023).
Sementara itu, H Abd Kadir, salah seorang warga pemilik lahan pertanian yang ditemui di Pangkajene, Sidrap, mengatakan, Bulog sebagai referensi pemerintah yang bertanggungajawab menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), harus bersaing dengan pengusaha penggilingan beras didaerah ini.
Dijelaskannya, strategi yang dilakukan pengusaha penggilangan didaerah ini, dinilai sangat membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya dengan menyiapkan semua kebutuhan pertanian.
“Mulai dari penggarapan lahan menggunakan mesin hand traktor atau Dompeng, menyiapkan bibit padi, pupuk dan pestisida serta bantuan keuangan lainnya jika sewaktu-waktu membutuhkan, sehingga mereka harus menjual hasil produksinya ke pengusaha yang telah membantu kami,” ujar H Abdul Kadir yang diamini sejumlah warga petani lainnya. (Diah)