Sidrap, Infosiar.com — Kemarau panjang yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, khisisnua di Kabuoaten Sidrap, membuat ribuan hektar lahan persawahan terancam gagal panen.
Hal itu diketahui melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Sidrap yang mencatat sekitar 2.000 Hektar (HA) yang tersebar disejumlah wilayah di daerah ini.
Demikian disampaikan Kadis Pertanian HPKP Sidrap, Ibrahim saat dikonfirmasi disela-sela peninjauan lahan pertanian yang kekurangan air di Panca Lautang, Selasa, (5/9/2023).
Ia mengatakan, saat ini yang terdampak kekeringan yaitu daerah irigasi (DI) Saddang pada 7 Kecamatan dan lahan tadah hujan di wilayah Panca Lautang.
“Itu yang sekarang ini kurang lebih 2 ribu haktare masa tanam pada Juli terdampak kemarau dan butuh air secepatnya untuk atasi kekeringan,” jelas Kadis Ibrahim.
Terkait hal tersebut, lanjut Kadis Ibrahim, pemerintah sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk PSDA, Pertamina dan SDM Gas Elpiji.
Dijelaskannya, untuk PSDA, sudah koordinasikan pembagian air sesuai zona khusus daerah irigasi Saddang mulai 20 September 2023 sehingga petani bisa panen pada minggu ke tiga dan ke empat September 2023 mendatang.
“Khusus sawah tadah hujan, kami juga sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan SDM Gas Elpiji untuk memudahkan petani dalam pengambilan bahan bakar tertentu,” ujarnya.
Seperti halnyavdi wilayah Panca Lautang, petani hanya mengandalkan pompanisasi dengan bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji untuk mengairi lahan persawahan mereka.
Lebih jauh, Ibrahim menyampaikan, untuk lahan pertanian diwilayah daerah irigasi Bila sekitar 3 ribu Haktare hingga saat ini masih dalam keadaan aman, kebutuhan air masih terpenuhi sehingga bisa panen pada akhir bulan ini. (Mia/Diah)