Banggai, Infosiar.com — Sesosok mayat lelaki yang menderita kebutaan (Tuna Netra) sejak 20 tahun lalu, ditemukan tewas gantung diri dikediamannya, senin dini hari (8/3/2021) sekira pukul 02.00 Wita.
Korban Teguh (47) merupakan warga Desa Cendanapura, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulteng nekad melakukan tindakan bunuh diri dengan cara mengikat tali kelehernya dan dipasang pada salah satu kuseng rumah korban.
Mengetahui laporan kejadian dari warga, petugas Polsek Toili langsung bergerak kelokasi untuk melakukan evaluasi kepada korban yang masih tergantung dan dalam keadaan sudah meninggal.
Demikian disampaikan Kapolsek Toili, AKP Candra melalui ponselnya sesaat lalu, menjelaskan, kasus gantung diri itu awalnya ditemukan isteri korban sendiri bernama Mesiem (47).
Menurutnya, pada saat itu, istri dan anak korban sedang tertidur. Sekira pukul 01.30 Wita, anak korban yang masih berumur 1,5 tahun terbangun dan menangis, sehingga isteri korbanpun ikut terbangun dan tidak suaminya berada di tempat tidur.
“Biasanya, setiap anak saya terbangun dan.menangis, suami saya terbangun juga dan mengipas-ngipasnya,”kata isteri korban yang kembali diturukan Kapolsek IPTU Candra.
Selanjutnya, sambung IPTU Candra, isteri korban yang terus mencari keberadaan korban dalam rumah, namunbtidak ditemukan, akhirnya memutuskan mencari diluar rumah.
“Ketika keluar rumah, istri korban langsung kaget saat melihat korban dalam posisi tergantung di kunsen kios rumahnya,”jelas mantan Kasat Narkoba Polres Banggai itu.
Melihat kejadian itu, kata AKP Candra, istri korban kemudian berteriak meminta tolong kepada warga, sehingga membuat tetangga sekitar berdatangan ke TKP.
“Korban yamg telah menderita kebutaan sejak 20;tahun lalu itu, gantung diri dengan menggunakan seutas tali dengan panjang sekitar 1,5 meter. Dan dari hasil pengamatan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban,” ujar IPTU Candra.
Dijelaskannya, pasangan suami isteri (Pasutri) itu, diakui oleh tetangganya tidak pernah mendengar ada cekcok dan selisih paham selama ini, dan setiap hari, korban terus menjaga anak di rumahnya. (Diah)