Sidrap, Infosiar.com — Pemerintah pusat yang memutuskan untuk melakukan impor beras, ditolak keras masyarakat petani Sidrap untuk didistribusikan didaerah ini.
Alasannya, Sidrap yang dikenal sebagai salah satu daerah lumbung padi terbesar di Sulsel, bahkan di kawasan timur Indonesia, masih menjadi penopang ketersediaan stock beras cadangan pemerintah (CBP).
Dengan masuknya beras impor di daerah ini, diyakini akan merugikan para petani yang akan merusak harga penjualan hasil panen padi, sehingga masyarakat petani akan merugi dan jauh dari sejahtera.
Hal ini diungkapkan masyarakat yang tergabung dalam sejumlah kelompok tani di daerah ini yamg ditemui di Rappang, Kecamatan Panca Rijang, Sidrap, Sulsel. Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, sebagai daerah produsen padi, ketersediaan stok beras didaerah ini masih terjamin hingga 3 bulan kedepan, sementara musim panen diperkirakan akan berlangsung pada akhir Pebruari hingga beberapa bulan kedepan.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Sidrap, Anwar Halim yang dikonfirmasi melalui ponselnya, sesaat lalu mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima regulasi terkait pendistribusian beras impor didaerah ini.
Pertimbangannya, lanjut Anwar, keterseidaan stok beras hingga beberapa bulan kedepan masih tetap terjamin yang tersebar disejumlah gudang Bulog di daerah ini. (Diah)