Emosi Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebutkan campur baur saat mengemukakan situasi Corona di Indonesia yang semakin buruk. Berduka sampai kecewa terlihat dalam mimik Jokowi yang disaksikan ahli gestur.
Awalnya, ahli gestur, Handoko Gani memperhatikan mimik muka Jokowi saat mengawali pemaparannya. Ia menyaksikan Jokowi terlihat menghela napas.
“Yang saya tulis malah helaan napas. Semenjak pertama pada menit 00:01,” tutur Handoko ke jurnalis, Senin (30/11/2020).
Handoko Gani menerangkan dirinya sendiri ialah salah satu pelatih Pakar Identifikasi Ketidakjujuran dari dunia sipil yang mempunyai gelar diploma dibidangnya, dan terotorisasi dalam pemanfaatan alat Layerd Voice Analysis (LVA).
Handoko selanjutnya menyorot gestur Jokowi ketika dua Propinsi, yaitu DKI Jakarta dan Jawa tengah, yang mengalami peningkatan signifikan masalah kasus positif dalam 2-3 hari terakhir.
“Waktu menyampaikan kata “Jawa tengah“, ada pergerakan AU 53C (kepala diangkat) dan AU 62D (mata ke kiri), tetapi dan interval, kelihatan seperti termangu, selanjutnya waktu menyampaikan kata ‘DKI Jakarta‘,” bebernya.
Berdasar penilaian ini, Handoko memberikan tesis masalah kekecewaan Jokowi. Ia menyebutkan Jokowi dapat dikatakan merasakan beban duka cita yang ber-campur baur.
“Presiden memperlihatkan kekecewaan dan beban duka cita campur baur pada penanganan COVID-19, terutama tentang masalah vaksinasi dan awalnya vaksinasi yang kelihatannya tidak dikatakan di laporan itu. Jawa tengah Sedang jadi perhatian yang beliau tidak harapkan. Ini harus jadi catatan Ganjar Pranowo serta jajarannya,” katanya.
“Yang diharapkan secara rinci yaitu Mendagri. Mendagri perlu memerhatikan dua daerah itu, dengan menggenggam data angka yang real. Dan kata “memburuk, memburuk semuanya” semestinya jadi perhatian Mendagri,” sambungnya.
Awalnya, Presiden Jokowi menjelaskan data terkini berkaitan angka kejadian Virus Corona di RI. Ia menyebutkan kasus aktif Corona di RI bertambah jadi 13,41 %.
Sebelumnya Jokowi menyebutkan dua Propinsi, yaitu DKI Jakarta dan Jawa tengah, yang alami peningkatan mencolok terkait kasus positif dalam 2-3 hari terakhir. Jokowi menjelaskan semua lebih buruk.
“Tingkat kesembuhan sama pada pekan sebelumnya yakni 84,03 saat ini jadi 83,44 %, ini semuanya memburuk semuanya. Lantaran ada tadi kasus yang bertambah lebih banyak di minggu-minggu yang lalu,” kata Jokowi dalam Ratas Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di YouTube Setpres, Senin (30/11/2020).
Jokowi memberikan instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk memperingatkan kepala daerah dalam pengurusan Corona dan perbaikan perekonomian. Karena, seluruh kepala daerah menggenggam pengendalian kasus corona di daerahnya.
“Saya meminta perhatian banyak hal yang mau saya utarakan, yang pertama saya meminta Menteri Dalam Negeri mengingatkan ke para gubernur, bupati, serta wali kota untuk benar-benar menggenggam penuh kendali di daerah masing-masing terkhusus yang terkait dengan permasalahan COVID dan terkait dengan permasalahan ekonomi,” kata Jokowi. (RH)