Walhi Sulsel Bersama Warga Sikapi Kerusakan Sungai Bila

427 Kali Dilihat
Walhi Sulsel Bersama Warga Sikapi Kerusakan Sungai Bila

Sidrap, Infosar.com — Kerusakan lingkungan akibat adanya aktivitas tambang galian C di sepanjang alur sungai Bila, disikapi lembaga Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel bersama warga.

Pasalnya, aktivitas yang dilakukan sejumlah pengusaha itu, membuat resah mayoritas warga yang hidup di bantaran sungai Bila Kecamatan Pitu Riase, Sidrap terkait ancaman musibah banjir.

Bersama warga, Walhi Sulsel turun langsung melihat lokasi aktivitas tambang didampingi Andi Tenri Sangka yang kerap disapa Andi Kengekeng, salah seorang tokoh masyarakat di wilayah itu, Selasa (25/7/2023).

Dilokasi tambang, rombongan Walhi menggunakan Drone untuk melihat secara langsung dari udara semua aktivitas tambang di sejumlah titik lokasi.

Menurut Direktur awalhi Sulsel, Muhammad Al Amin, kerusakan lingkungan disepanjang alur sungai ini sangat massif dan tergolong parah yang mengancam jiwa masyarakat akibat bencana banjir yang luar biasa.

“Badan sungai pun tidak terlihat jelas, ada yang dangkal ada yang tidak. Begitu pula pinggir sungai banyak rusak, ini sangat buruk,” ujar Muhammad Al Amin dalam video yang viral di media sosial (Medsos).

Ia mengatakan, sungai Bila ini merupakan warisan leluhur. Sungai Bila karunia Tuhan yang harus kita jaga. Kalau sungai bila ini rusak peradaban warga Sidrap, khususnya Pitu Riase akan hancur, sehingga ia
mengajak semua pihak untuk peduli.

“Mana semua suaranya warga Sidrap. Ingat, jika terjadi bencana kita yang mengungsi pertama kali jadi korban, para penambang akan tidur enak, mereka tidak tahu ketika kita hadapi bencana,”katanya.

Untuknitu, lanjut Al Amin, berharap masyarakat bahu membahu satukan tangan, satukan tekad, satukan suara, selamatkan sungai Bila dan usir seluruh penambang massif di sungai Bila.

Sementara itu, Andi Kengkeng yang juga sering disapa koboy dari timur mengaku akan terus merapatkan barisan perjuangan agar para penambang yang merusak bisa angkat kaki dari tempat ini.

“Ini akan terus kita suarakan, supaya para penambang pasir angkat kaki dari Sungai Bila, sehingga tidak terjadi lagi kerusakan yang lebih parah,” tegas Andi Kengkeng. (Diah)